Random abis, tanggal 22 Mei 2019 pukul 1.15 dengan kondisi
pake celana jeans. Ngerjain skripsi. Dan dengerin podcast feminisme sambil
mencium ayam penyet. Tapi pengen nulis soal politik dari sudut pandang otak gue
yang cetek.
Gue nggak ngerti aapapun, tapi yang gue ngerti adalah pesta
demokrasi khususnya pilpres, menurut gue membawa banyak petaka aja. Orang
musuhan, diskusi yang bisa aja enak bisa jadi tegang banget. Padahal pengaruh
pada kita mungkin nggak secara langsung.
Gue juga bukan orang yang fanatik gila untuk mendukung kedua
paslon. Aku suka jokowi dan pikirannya yang maju. Suka juga sama Sandiaga Uno
yang enerjik banget. Nggak bahas Pak Prabs becos I just don’t know him that
much.
Menurut gue sih, kita santai aja lah menghadapi ini. Kaau
orang rusuh, mending kita adem aja ketawain yang konyol-konyol. Dan ngedengerin
janji-janji mereka dengan tanpa menganggap itu serius. Ya gini aja lah, awal
PDKT kan semua laki-laki juga bermulut manis, nge-date terus, dan paling
perhatian sedunia. Pas udah pacaran? Semuanya bakal berkurang, bahkan ada yang
nggak terlaksana. Tapi apakah jadinya kita harus putus? Ya ngga. Meskipun
beberapa nggak jadi nyata, atau beberapa nggak sesuai ekspektasi. Kalau saling
menyayangi kan kita harus bertahan. Komitmen.
Hal yang sama juga sama presiden. Karena mereka (baca: kedua
calon) adalah putra terbaik bangsa, pasti mereka juga punya komitmen dengan
tanah air. Jadi ya sama aja. Keinginan masyarakat dan para calon sama. Nggak
usah banyak khawatir sih.
Semoga pilpres, pileg tahun depan nggak rusuh, aman, damai,
seru, tentram dan bener-bener terasa seperti pesta.
Chill, dude!