Kalau urusannya selera, kayaknya gue adalah manusia dengan
selera paling acak se-dunia. Musik, film, fashion, makeup, apapun termasuk
makanan juga. Kalau music, gue bisa suka Queen dan Didi Kempot bersamaan, bisa
juga dengerin lagu iKon terus disambung lagunya ramengvrl. Kalau makanan, bisa
siang pengen sushi, malem pengen soto sedep boyolali. Termasuk juga film.
Bisanya suka film yangbener-bener rating bagus di IMDB,
dipuji sama filmmaker, dan direview sangat bagus sama reviewer. Tapi ada hari
dimana Cuma pengen nonton film yang ringan menuju lazy writing, dan Cuma haha
hehe, dan yang alurnya ketebak tapi tetep enak ditonton.
Salah satu film yang ringan dan enak ditonton versi gua
adalah The Knight Before Christmas. Dari trailernya juga bahkan gue bisa
banget lah nebak alur dan ending nya, tapi tetep gue tonton dengan khidmat.
Surprisingly, gue suka hahaha. Menghibur, sih kalau buat gue. Tapi belom tentu
buat temen-temen film ini bakal oke, jadi gue mau lanjutin reviewnya di bawah
ini mohon disimak.
Sinopsisnya dulu. Hadeh ini cheesy abis. Jadi ada seorang
kesatria namanya Sir Cole yang ketemu mbah dukun di hutan. Tiba-tiba ksatria
ini kelempar ke tahun 2019, padahal dia hidup di tahun 1300 an (kalau nggak
salah). Ksatria ini ketemu sama seorang cewek yang namanya….. gue lupa.
(googling dulu)
Namanya Brooke pemirsa. Brooke ini baru putus dan ketemu
sama Sir Cole, dan akhirnya Sir Cole tinggal di rumah si Brooke ini, ya gitu
lah ketebak kan endingnya?
Sebenernya sih hampir nggak ada yang special sih di film
ini. Ini cocok buat yang nggak pengen mikir. Humornya lumayan asik dan berhasil
membuat gue dan si pacar ngakak. Cringe tapi lucu juga gitu loh lawakannya.
Di beberapa kesempatan si Sir Cole ini sering kali cerita
soal hal-hal yang dia lakukan dihidupnya sebagai kesatria. Tapi gue nggak tau
yang diomongin valid atau nggak.
Karena nggak berekspektasi apa-apa sama film ini, ya gue
nontonnya nggak terlalu merhatiin dengan detail. Tapi yang buat gue mengganggu
adalah setting tahun 1300 an nya sangat sederhana dan keliatan kurang
meyakinkan aja. Yaa mungkin karena budget terbatas kali ya.
Gue sih suka sama suasana natal yang ada di film ini. Karena
ini memang film natal, pokoknya kerasa hangat aja karena filmnya nyeritain
natal yang kekeluargaan dan bener-bener kerasa kebersamaannya.
Secara umum, gue suka film ini. Film ini sebenernya lebih ke
ftv-ftv an tapi worth to watch karena gue suka aja. Cocok buat yang pengen
nonton film yang haha hehe doang.
3/5
Rinda~