Mendadak Politik

01.28





Random abis, tanggal 22 Mei 2019 pukul 1.15 dengan kondisi pake celana jeans. Ngerjain skripsi. Dan dengerin podcast feminisme sambil mencium ayam penyet. Tapi pengen nulis soal politik dari sudut pandang otak gue yang cetek.

Gue nggak ngerti aapapun, tapi yang gue ngerti adalah pesta demokrasi khususnya pilpres, menurut gue membawa banyak petaka aja. Orang musuhan, diskusi yang bisa aja enak bisa jadi tegang banget. Padahal pengaruh pada kita mungkin nggak secara langsung.

Gue juga bukan orang yang fanatik gila untuk mendukung kedua paslon. Aku suka jokowi dan pikirannya yang maju. Suka juga sama Sandiaga Uno yang enerjik banget. Nggak bahas Pak Prabs becos I just don’t know him that much.


Menurut gue sih, kita santai aja lah menghadapi ini. Kaau orang rusuh, mending kita adem aja ketawain yang konyol-konyol. Dan ngedengerin janji-janji mereka dengan tanpa menganggap itu serius. Ya gini aja lah, awal PDKT kan semua laki-laki juga bermulut manis, nge-date terus, dan paling perhatian sedunia. Pas udah pacaran? Semuanya bakal berkurang, bahkan ada yang nggak terlaksana. Tapi apakah jadinya kita harus putus? Ya ngga. Meskipun beberapa nggak jadi nyata, atau beberapa nggak sesuai ekspektasi. Kalau saling menyayangi kan kita harus bertahan. Komitmen.
Hal yang sama juga sama presiden. Karena mereka (baca: kedua calon) adalah putra terbaik bangsa, pasti mereka juga punya komitmen dengan tanah air. Jadi ya sama aja. Keinginan masyarakat dan para calon sama. Nggak usah banyak khawatir sih.

Semoga pilpres, pileg tahun depan nggak rusuh, aman, damai, seru, tentram dan bener-bener terasa seperti pesta.

Chill, dude!  

You Might Also Like

0 komentar

Skilled-daydreamer