Rasanya udah lama bangt nggak ngonten beauty di blog. Jujur, idenya udah dari tahun lalu mau bikin mini review untuk semua moisturizer yang pernah aku pake. Apalah daya, semuanya Cuma wacana doang dan baru hari ini terwujud. Aku harap ulasan ini membantu, ya!

Jadi, aku mencoba beberapa produk moisturizer yang berbeda. Sengaja, karena aku ingin mendapatkan produk moisturizer terbaik. Ternyata di Indonesa produk moisturizer saat ini pilihannya banyak banget! Brand lokal, impor, sampai brand yang biasa ada di drugstore semuanya mengeluarkan produk skincar baru.

Supaya jelas, aku akan gambarkan produk seperti apa yang aku inginkan. Jadi kulit aku ini dibilang kering, nggak. Tapi berminyak juga nggak. Ada di antaranya lah. Untuk produk moisturizer, aku menyukai produk moisturizer yang super lembab. Aku suka yang teksturnya cream dan agak tebal di kulit. Aku suka moisturizer yang lembabnya sampai pagi, lengket gapapa. Mungkin kita berbeda dalam preferensi tapi sepertinya uraian aku akan membantu temen-temen untuk menentukan beli moisturizer yang mana.

Clinelle Moisture Glow

Yang aku suka dari produk ini adalah kemasannya yang praktis. Keunggulan lainnya adalah produk clinelle seri ini nggak mengandung bahan-bahan tambahan seperti pewarna, parfum, paraben dan lain-lain. Tekstur produk ini gel, agak tebel, dan lembab di kulit. Seinget ku, moisturizer ini cukup aku suka karena lembab sampai pagi. Cuman kekurangannya dia agak susah nyerep. But aku nggak masalah, sih. Harganya cukup terjangkau  untuk 50ml harganya sekitar 100 – 150 ribu. Aku rasa akan cocok dengan semua jenis kulit. Worth to try!

Sukin Purely Ageless Restorative Night Cream

Memutuskan membeli night cream ini karena ada kata-kata ageless nya. Bener-bener sesuai ekspektasi. Teksturnya cream, sangat tebel, susah di blend, agak gerah, tapi lembabnya aweeeettt bangeetttt. Nggak pernah ngerasa kulit kering selama pakai produk ini jadi night cream. Produknya tanpa parfum dan bahan tambahan lainnya, plus cruelty free juga. Yang aku kurang suka, dia tutupnya rapuh, kemudian cepet kadaluarsa karena isinya 120 ml tapi hanya bisa dipake enam bulan aja. Aku nggak bisa menghabiskan produk ini dalam enam bulan karena hanya perlu dikit aja untuk melembabkan satu wajah. Sisanya aku pakai jadi body lotion aja. Harganya sekitar 240 ribu untuk satu jar besar ini. Sayangnya nggak banyak yang jual produk ini di e-commerce. Sepertinya seri ageless ini nggak masuk Indonesia.

Elsheskin Deep Hydration Calming Moisturizer

Aku cukup suka dengan produk ini. Kemasannya tube dengan pump jadi praktis banget. Saat pakai produk ini aku ada trip ke luar kota dan bener-bener ngerasa kalau kemasan seperti ini sangat praktis. Tapi sayangnya isinya lumayan dikit ya, jadi cepet habis Aku bener-bener berharap isinya lebih banyak. Menurut aku, sejujurnya kurang lembab karena aku suka pelembab yang bener-bener tebel. Teksturnya cream tapi agak sedikit watery. Mudah di blend, mudah menyerap, nyaman sekali di kulit dan cukup lembab. Cukup ya, bukan lembab banget. Sebetulnya, untuk kulit berminyak pun sepertinya akan cocok-cocok aja pakai produk ini sebagai night cream. Di produk ini juga nggak ada parfum atau pewarnanya. Produk ini cocok buat yang mau belajar rajin pakai skincare, atau buat cowok-cowok yang nggak mau ribet. Ini patut dicoba. Harganya sekitar 130 ribuan untuk 30ml.

Dewpre Paeonia Brightening Cream

Dewpre adalah brand lokal yang baru-baru muncul di pasar skincare Indonesia. Kualitasnya oke-oke termasuk moisturizernya. Aku pribadi suka karena meskipun teksturnya gel, ternyata lembabnya oke di aku. Sama seperti elsheskin di atas tadi, produk ini juga cream tapi agak gel watery gitu. Butuh waktu untuk menyerap di kulit, nyaman, dan lembab.sepertinya akan cocok untuk kulit kering atau berminyak. Produk ini ad aromanya. Aromanya kembut dan tidak menganggu sih buat aku. Harganya sekitar 200 ribuan untuk 50ml. Cobai, deh!

Studio Tropik Rich Skin Barrier Cream

Ini adalah produk favorit aku di artikel ini. Produk ini bener-bener memenuhi ekspektasi aku dalam segi tekstur dan ras lembab. Produk ini benar-benar sesuai namanya. Teksturnya cream. Bener-bener cream putih tanpa ada rasa waterynya sama sekali. Ketika diaplikasikan mudah sekali rata, ngga seperti produknya sukin. Nyaman di kulit, meskipun agak ada rasa gerah tapi aku nggak terganggu. Lembabnya awet sampai pagi dan menurut aku moisturizer ini bagus banget. Bravo Studio Tropik!

Namun sejujurnya produk ini nggak cocok buat yang kulitnya berminyak. Untuk yang kulitnya berminyak, studio tropic ngeluarin produk yang sama dengan tekstur yang berbeda. Kemasannya warna hijau.

Trueve Advance brightening Gel

Aku cukup suka dengan produk ini. Meksipun teksturnya gel, dia tetep bisa melembabkan sampai pagi. Agak sulit menyerap dan butuh waktu untuk menyerap sempurna. Agak sulit menyerap karena teksturnya ada diantara lotion dan gel. Tapi buat yang kulitnya dry, pasti suka sih. Ada aromanya, tapi nggak ganggu karena lembut. Packagingnya pump gitu kayak punyanya somethinc. Agak rempong sebenernya kemasan kaya ini, tapi produknya bagus jadi aku maafkan.

L’oreal Revitalift Crystal

Aku dapet produk ini dari acara bareng L’oreal. Sebenernya gak pernah tertarik untuk cba produk skincare dari L’oreal karena gatau kenapa aku pribadi ngerasa skincare dari L’oreal nggak akan se oke itu, dan memang produk ini pun sesuai dengan ekspektasi aku. Nggak menyebabkan hal-hal yang negative tapi juga nggak memberikan hasil yang luar biasa. Biasa aja.

Teksturnya gel watery dan mudah diaplikasikan. Cukup lembab meskipun lembabnya nggak terlalu tahan lama. Yang aku nggak suka adalah, wanginya terlalu strong menurut aku meskipun sebenernya nggak terlalu mengganggu juga. Yang jenis kulitnya oily mungkin akan cocok, ya. Aku tetep pakai produknya meskipun aku kulitnya kering. Sayang aja, ingin aku abisin. Meskipun performanya biasa banget.

Skintific Ceramide barrier Repair Moisturizer Gel

Beli ini karena kayaknya semua orang ngomongin produk ini di platform manapun. Sebenernya, lagi-lagi performanya biasa aja di aku yang kulitnya dry. Tapi pacar aku yang kulitnya oily cocok banget. Aku cukup bisa ngerti kenapa produk ini populer banget. Yang pertama teksturnya ringan, mudah menyerap dan nggak lengket sama sekali. Bener-bener cocok sama yang kulitnya oily. Kalau kulit kamu dry, mungkin lebih baik jangan beli produk ini. Teksturnya gel yang watery gitu, ada aromanya tapi nggak strong seperti L’oreal. Kemasannya cantk banget juga sih. Harganya bisa dibilang terjangkau juga.

Segitu doang sih, aku juga coba beberapa moisturizer dari merk lain. Nanti aku akan coba review juga siapa tau membantu!

Sampai jumpa!

Rinda ~

Di awal-awal belajar pakai skincare sulit banget menemukan sunscreen, apalagi yang spf nya tinggi. Produk lokal biasanya hanya ngeluarin paling mentok spf 30. Dan itu juga kayaknya belum ada PA +++. Menurut aku, aga kurang ya proteksinya apalagi kalau kita suka aktivitas di luar ruangan dan berenang. Seneng sekali sekarang udah ada sunscreen dari brand lokal yang SPF nya udah 50, bahkan 50+ dan juga ada PA++++. Bonus, produknya juga waterproof. Produk apakah itu? Di bawah aku akan bahas lebih detail. Nama lengkap produk ini adalah Dewpre Premium Cica Sunscreen. Setelah aku jatuh cinta sama facial washnya, aku juga suka dengan sunscreen ini. Simak terus, ya siapa tau Dewpre ini yang temen-temen cari.

Sunscreen ini kemasanya tube dengan volume produk 35ml. Kemasannya warna hijau khas dewpre. Mudah dibawa-bawa ke manapun karena kecil dan tidak makan tempat sama sekali. Aku suka produk dengan kemasan tube gini karena kalau udah gak kelua produknya, tinggal kita gunting aja kemasannya XD.

Produk ini punya aroma lembut yang nggak mengganggu. Produknya punya tekstur creamy menurut aku. Sedikit agak tebal dari sunscreen yang biasanya, wajar untuk physical sunscreen. Bahkan menurut aku untuk ukuran physical sunscreen, ini cukup mudah diaplikasikan di wajah. Ketika diaplikasikan di wajah, cukup bisa glides smoothly on skin. Seperti umumna physical sunscreen, produk ini pun ada sedikit whitecast. Tapi kalau kita meratakannya dengan telaten sejujurnya whitecastnya nggak terlalu kentara. Menurut aku masih aman dipakai sendirian tanpa ditimpa makeup. Soalnya pacarku pakai sunscreen ini untuk sehari-hari dan tidak terlihat abu-abu atau putih gitu. Lama kelamaan whitecastnya akan memudar kok.

Untuk aku pribadi, whitecastnya pun sama. Nggak terlalu kentara, namun setelah kena air wudhu lebih kelihatan kalau ada whitecast. Namun jangan sedih, karena gak lama kemudian whitecastnya nggak akan terlalu keliatan.

Di awal-awal kita mengaplikasikan di kulit, rasanya emang agak ada lengketnya. Tapi setelah rata dan nge-set rasanya ringan banget, loh! Seperti pakai sunscreen chemical biasa. Dan di kulitku yang kering, ataupun di kulit pacarku yang berminyak, sunscreen ini nggak bikin kerasa kering dan nggak memicu minyak keluar berlebihan juga. Nyaman di kulit dan jujur, cukup awet karena meskipun sudah terkena air wudhu dia masih stay di kulit. Seperti tadi aku bilang, ada whitecast tapi lama-lama whitecastnya berubah jadi jauh lebih kalem.

Temen-temen bisa lihat di bawah ini untuk tahu gimana sunscreen ini setelah di ratakan. Kalau dari gambar, whitecastnya bahkan tidak terlihat sama sekali. Ada efek glowingnya juga!

Selain punya SPF 50+ dan PA ++++, produk ini pun mengandung Cica, Green tea dan niacinamide. Cica, seperti kita tau bisa meredakan iritasi dan kemerahan. Terus ada greentea sebagai pecegah jerwat sekaligus mengurangi minyak berlebih, dan ada niacinamide yang memang cocok banget disandingkan sama sunscreen karena bisa bantu mencerahkan, menghidrasi plus memicu kolagen. Nggak Cuma protect, tapi bisa sekaligus merawat kulit juga.  

Aku merekomendasikan sunscreen ini untuk temen-temen yang seperti aku, sering naik motor siang hari, buat temen-temen yang suka berenang, atau untuk temen-temen yang kerja nya di lapangan. Sunscreen dengan SPF yang cukup tinggi dan anti luntur seperti ini pasti cocok buat temen-temen!

Beli dimana? Temen-temen bisa dapetin di websitenya dewpre, shopee, ataupun tokopedianya dewpre.

Semoga membantu, dan sampai jumpa di post selanjutnya!

Rinda~

Tidak terasa 2022 suah setengah jalan. Di hari pertama bulan juli ini aku akan nulis tentang beberapa produk beauty yang aku coba dan aku suka. Mostly skincare sih, jadi siapa tau ada yang ingin cari-cari produk skincare baru, baca aja ya sampe abis!

 

Elsheskin Bakuchiol revitalizing serum

Ini adalah produk dengan bakuchiol pertama yang aku coba. Tertarik coba produk bakuchiol karena merasa butuh menjaga kulit supaya nggak cepet keriput. Konon bakuchiol ini adalah penggantinya retinol dengan feel yang lebih gentle dan bisa dipakai setiap hari. Awalnya aku kira pakai bakuchiol itu akan lengket, gak nyaman, dan gerah karena bakuchiolkan sebetulnya adalah minyak. Tapi ternyata produk ini sama sekali nggak lengket dan berat, malahan ringan cepet menyerap dan bisa diaplikasikan dengan mudah. Udah gitu setelah pakai produk ini kulit langsung instantly glowing. Kemudian aku ketagihan dan udah masuk botol ke-dua. Dan di botol kedua ini ada nama aku karena kebetulan kebagian pas ada campaign ‘name it, glow it’.

Teksturnya sangat cair dan mudah meresap di kulit. Emang sih terasa agak keset yang membuat aku heran karena beda dari serum lainnya, tapi nggak masalah sama sekali. Aku rasa temen-temen bakal suka dan cocok terlepas dari apapun jenis kulitnya. Wort to try, dengan harga 120 ribu rupiah untuk 15 ml dan harga sekitar 200 ribuan untuk yang 30 ml. Ayo cuss beli sekarang! 

Studio Tropik Rich Skin Barrier Cream

Aku suka banget produk ini, meskipn begitu aku nggak re-purchase , sih. Belum kali ya, karena di Indonesia banyak banget produk moisturizer baru dan pengen coba semuanya. Untuk kamu yang kulitnya kering pasti akan suka banget dengan produk ini. Sesuai dengan namanya, ini adalah cream yang sangat rich. Teksturnya cukup berat dan ketika dipakai rasanya bener-bener melembabkan kulit. The Real pelembab for Dry Skin. Meskipun agak berat dia nggak terlalu gerah kalau dibandingkan moisturizernya sukin. Meskipun kerasa rich, dia juga cukup nyaman dan mudah diaplikasikan ngga kerasa susah diblend sama sekali. Harganya juga cukup terjangkau, sekitar 180 ribuan untuk 50 gram. Worth the price dengan kualitas se-oke ini! 

Dewpre Tea Tree 5.5 Cleansing Foam

Menurut aku, cuci mukanya Dewpre ini memenuhi semua kriteria face wash yang aku suka. Nggak bikin kering, tapi nggak kerasa kaya susah di bilas. Busaya bukan yang berlimpah tapi tetep kerasa bersih.  Sejujurnya produk ini mengingatkan aku sama salah satu facial washnya cosrx. Aku kayaknya akan repurchase lagi sih! Buat temen-temen yang lagi cari facial wash bisa banget cobain produk ini! Harganya sekitar 98 ribu untuk ukuran 100 gram. 

Sada by Cathy Sharon Khelir Cotton Lip Tint

Buat yang cari lip product aku sangat merekomendasikan khelir liptint dari Sada ini karena bener-bener nyaman dan tidak transfer ke masker maupun tangan. Meskipun sebetulnya finishnya matte tidak seperti liptint pada umumnya, produk ini secara performa oke banget! Kemasannya cantik banget, warnanya pun juga cantik semua. Aku hanya punya dua shade dari enam shade yang tersedia. Teksturnya seperti air agak kental, ketika diaplikasikan ke bibir butuh waktu bberapa detik untuk nge-set. Ketika udah nge-set akan terasa velvety lebut dan nggak transfer sama sekali. Warnanya cukup pigmented dan buildable. Harganya pun murah banget untuk kualitas se oke ini harganya Cuma Rp.79000 !!

Udah beli sekarang!! Aku tulis juga full reviewnya di bawah ini :

REVIEW : SADA BY CATHY SHARON KHELIR COTTON LIPTINT PLUS SWATCH (SWEET SICA & LIA LOVE)

Udah deh segitu dulu aja produk favorit di paruh 2022 ini. Nanti akhir tahun kita bikin lagi, ya! Semoga kalian cocok juga dengan produk-produk di atas yang aku cocok banget. Love u <3 stay safe and healthy!

Rinda ~ 

Jargonnya Pak Asmuni ini cukup merangkum film ini. Sesuai judulnya film ini mampu mewujudkan hil yang mustahal tersebut. Di tahun 2022 masih saja bahas srimulat? Apa masih relevan? Apa masih menarik ? Emang bakal lucu? Di tengah film-film komedi yang dimeriahkan dengan komika film ini ternyata tidak mustahal untuk dicintai penonton dengan komedi ala srimulat yang slapstick banget.

Tidak tumbuh dan besar bersama Srimulat, tapi sebagai anak yang born and raise as Javanese tentu nggak akan asing dengan srimulat. Pasti sekali dua kali ibu dan bapak pernah bahas srimulat atau ikut sedih ketika personil srimulat wafat. Meskipun nggak akrab dengan srimulat, aku sebagai anak yang besar di era 2010-an nggak asing sama Opera van Java yang sepertinya komedinya terinspirasi srimulat. Dan sepertinya sih konsepnya hampir sama. Jadi sebelum nonton aku merasa sepertinya aku tidak akan kesulitan untuk ‘kena’ sama komedinya.

Awalnya nonton karena lihat promo dan totalitas semua aktornya. Dari trailernya bener-bener kelihatan kalau aktor-aktornya nggak becanda di film ini. Aktor di film ini dan karakter aslinya di dunia nyata bener-bener mirip secara fisik. Bonus, film ini menggunakan Bahasa jawa hampir di sepanjang film namun, meskipun aktor dan aktrisnya bukan berasal dari suku jawa Bahasa jawanya terdengar natural dan tidak terasa artifisial.  Sebelum filmnya tayang, sudah jatuh cinta juga sama Bio One sebagai Gepeng yang sangat berdedikasi dan sepenuh hati dalam menjadi Gepeng. Berat badannya  yang turun drastis pernah trending di twitter, komennya banyak yang nyangka doi pakai narkoba eh ternyata dia Cuma mau main film. Makanya jadi netijen jangan julit.

Film ini dibuka dengan jingle khas-nya srimulat dengan instrument gamelan yang dimainkan sekelompok bapak-bapak pakai beskap di depan panggung srimulat, dilanjutkan dengan scene Nunung di atas panggung, kemudian ditunjukan juga antrian penonton yang lagi beli tiket show nya srimulat ada juga beberapa orang yang beli dari calo. Terpukau banget rasanya bener-bener seperti tahun 1980.

Film ini menceritakan awal karir Srimulat di Ibu Kota. Yang Ikut ke Ibu Kota bukan semua anggota Srimulat, karena masih awal-awal hanya Tarzan (Ibnu Jamil), Kabul alias Mas Tessy (Erick Estrada), Nunung (Zulfa Maharani) , Bu Djudjuk (Erika Carlina), Basuki (Elang El Gibran), Pak Asmuni (Rifnu Wikana), Timbul (Dimas Anggara), Gepeng (Bio One) si anggota baru, dan kemudian Ana (Naimma Aljufri) plus Bung Paul (Morgan Oey) nyusul ke Jakarta. Meskipun film ini terasa rame banget karena banyak karakter, di Srimulat Hil yang Mustahal babak pertama porsi cerita hidup Gepeng lebih banyak bahkan Cuma kehidupan pribadinya Gepeng yang diceritakan dengan gamblang. Aku sebagai penonton jadi terikat secara emosional dengan pribadi Gepeng yang lugu, desa banget, dan gampang insecure.

Film ini, hampir 90% dialognya berbahasa jawa karena memang di awal karir ibukotanya semua angggota Srimulat masih kesulitan menggunakan Bahasa Indonesia saat manggung bahkan ada yang gak bisa Bahasa Indonesia sama sekali. Bahasa Jawa nya sangat well written, plus semua aktornya juga membuat dialog berbahasa jawa ini jadi hidup dan terasa seperti mereka native speaker Bahasa jawa semua. Sangat natural. Selain aktor-aktor utama yang bermain dengan oke, aktor pendukung seperti pelukis, mas-mas karyawan TV dan Dukun di film ini bener-bener mencuri perhatian dan bener-bener lucu banget! Scene Dukun pas dateng ke kontrakan itu salah satu adegan yang sangat pecah lucunya. Komedinya sesuai prediksi banyak slapstick dan banyak guyonan khas Srimulat yang dipikir-pikir sebenenrya nggak lucu tapi entah kenapa pas nonton sukses bikin ketawa seada-adanya. Satu teater juga ikut ketawa bareng padahal hampir semuanya masih muda seusia aku kurang lebih.

Ngomong-ngomong, awalnya aku terpikat sama Bio One tapi diluar ekspektasi Elang El Gibran memerankan Basuki dengan sangat-sangat-sangat Briliant! Kaya, kereeennn banget bener-bener nggak nyangka kalau Basukinya mirip banget plus lucu banget :'). 

Meskipun film ini biopik, tapi film ini nggak se-lebay yang aku bayangkan. Kalau dibanding biopik-biopik lain seperti benyamin biang kerok atau warkop DKI Reborn, rasanya film ini lebih ‘ngidak lemah’ kalau kata Pak teguh atau nginjek tanah atau dengan kata yang lainnya lagi, film ini itu membumi. Meskipun rasanya alurnya agak terpotong-potong, tapi bukankah Srimulat yang asli juga gitu? Loncat dari set satu ke set yang lainnya. Aku ngerasa saat nonton film ini seperti nonton srimulat show aja dalam bentuk film layar lebar. Dan hal itu bukan hal buruk karena sangat bisa dinikmati dengan menyenangkan.

Kalau bicara kekurangan, tentu Srimulat Hil yang Mustahal Babak Pertama ini juga punya kekurangan. Salah satunya adalah nggak ada momen dimana mereka semua shooting di televisi. Padahal aku menantikan banget adegan itu. Semoga di babak dua ada. Harus ada sih. Kemudian aku harap Mbak Erika sebagai Djujuk Bahasa jawanya lebih lancar dan natural lagi. Yang selanjutnya aku rasa Bung paul dan Mbak Ana porsinya dikit banget bahkan kalau nggak ada pun sepertinya nggak masalah deh. 

Tapi secara keseluruhan film ini oke banget, seru banget, menyenangkan banget, dan sangat layak buat dapet jutaan penonton. Filmnya bener-bener dibuat sepenuh hati dan dibuat dengan ke-riang-gembira-an sehingga penonton juga merasakan dedikasi dank e-sepenuh-hati-an semua yang terlibat di film ini. Aku harap film ini masih akan tanyang beberapa minggu lagi dan mendapat lebih banyak layar di kota-kota non-suku jawa. Aku di Bandung dan dibandingkan dengan film lain, Srimulat Hil yang Mustahal ini layarnya dikit banget. Jangan khawatir karena filmnya berbahasa jawa, karena ada subtitlenya, kok! Pokoknya, ayo segera nonton film ini karena bener-bener worth to watch !!

9/10

Rinda ~

Udah lama nggak ngambil foto pake kamera analog. Alasannya karena aku saat ini nggak punya cukup anyak waktu untuk ‘nyucinya’ bahkan untuk motretnya juga. Sejujurnya cukup kangen untuk foto-foto pake kamera analog, tapi belakangan aku baru tau alau ternyata harganya roll film naik cukup signifikan. Jadi semakin males deh untuk foto-foto pakai analog. Namun, beberapa waktu lalu Pak Irfan bawain aku kamera digital pocket yang sempet hype banget di tahun 2005-2010 an. Aku pakai dan ternyata, seru juga ya foto-foto pakai kamera ini. Jadi, diary moto selanjutnya akan cerita dan pamer hasil-hasil fotoku pakai kamera digital Canon Ixus 175. Aku akan berusaha ambil foto yang sebaik-baiknya, so please pantengin segmen diary moto ini ya! Hahaha.

Foto ini aku ambil mulai dari h-1 bulan Ramadhan 2022 hingga kemarin tanggal 16 Mei 2022. Aku cukup banyak mengunjungi beberapa tempat selama Ramadhan ini, aku pun mudik lebaran sehingga ada beberapa foto yang mengcapture ke-chaos-an lebaran 2022 ini. Enjoy!

Kesimpulannya, menurut ku untuk foto pakai kamera pocket digital ini cahaya matahari perannya sangat besar. Kalau cahaya matahari cukup, hasil fotonya tidak jauh berbeda dengan menggunakan handphone kita saat ini. Namun, kalau foto di dalam ruangan banyak noise-nya. Wajar. Dan yang aku suka, ketika menggunakan flash di ruangan yang minim cahaya hasil fotonya jadi sangat unik dan khas banget. Semoga semaik lama makin bisa menghasilkan foto yang oke.